Di zaman dahulu
masyarakat Cina tidak mengetahui cara untuk menghitung tahun, bulan, hari dan waktu. Pada waktu itu masyarakat memohon
dan berdoa kepada Kaisar Langit yaitu Yu Huang Da Di untuk mengajarkan perhitungan tahun,bulan, hari dan waktu kepada masyarakat. Kaisar Langit kemudian berpikir
bahwa manusia dan binatang mempunyai hubungan yang sangat dekat, jika manusia
menggunakan nama binatang sebagai lambang nama tahun maka akan mudah untuk di
ingat oleh manusia.
Kemudian muncul suatu
pertanyaan tentang nama binatang apa saja yang akan di jadikan sebagai lambang nama
tahun ? , dan bagaimana cara untuk memilih dari sekian banyak nama binatang
untuk di jadikan sebagai lambang nama tahun ?.
Kaisar langit pun berpikir dan memutuskan untuk mengadakan perlombaan
yang di ikuti oleh berbagai jenis binatang, perlombaan tersebut adalah
perlombaan melakukan penyeberangan sebuah sungai. Bagi 12 binatang yang lebih dulu sampai pada
titik akhir, namanya akan di jadikan sebagai lambang nama tahun. Perlombaan tersebut berlangsung dan di laksanakan bertepatan dengan hari
ulang tahun Sang Kaisar Langit. Pada saat perlombaan
terdapat kisah dari 12 jenis binatang yang namanya di jadikan sebagai lambang
nama tahun, kisah tersebut adalah sebagai berikut :
Tikus dan kucing adalah
teman baik, mereka sering bersama-sama bahkan pada saat makan dan tidur. Tikus
mengatakan pada kucing bahwa ia ingin mengikuti perlombaan supaya namanya di
jadikan sebagai lambang nama tahun, pada
saat berdiskusi tikus dan kucing merasa
peluang yang di miliki untuk menang sangat lah kecil. Pendapat tersebut di
karenakan badan tikus dan badan kucing tergolong kecil serta tidak mempunyai
kemampuan berenang yang bagus. Akhirnya tikus dan kucing sepakat untuk
mengikuti lomba dengan berangkat lebih dini yaitu di pagi hari. Rencana untuk
mengikuti lomba di pagi hari pun mengalami permasalahan, yaitu tikus dan kucing
tidak terbiasa bangun di pagi hari, akhirnya tikus dan kucing meminta tolong kepada kerbau untuk
membangunkan mereka di pagi hari. Kerbau adalah binatang yang baik hati dan memenuhi
permintaan tikus dan kucing, serta
memperbolehkan tikus dan kucing untuk duduk
di atas punggung kerbau pada saat menyeberangi sungai. Di tengah sungai, tikus
mendorong tubuh kucing sehingga terjatuh di sungai, dan meloncat dari tubuh
kerbau saat mendekati titik akhir perlombaan. Tikus mendapat nomor urutan
pertama di perlombaan, dan kerbau
mendapat urutan kedua.
Beberapa saat kemudian
muncul harimau dengan badan yang basah dan mendapat nomor urutan ke tiga. Naga
muncul dari langit dengan cepat menuju ke titik perlombaan, akan tetapi di
dahului oleh kelinci yang meloncat-loncat di atas tubuh para binatang dan akhirnya
mendapat urutan ke empat, setelah itu naga yang sampai pada titik perlombaan
dan mendapat urutan ke lima. Sebenarnya naga ingin menuju ke titik perlombaan
lebih dini, akan tetapi mendapat sebuah tugas untuk menurunkan hujan di daerah
timur.
Tak lama kemudian
muncul kuda, kambing, monyet, ayam dan anjing menuju ke titik perlombaan. Pada saat itu tiba-tiba muncul seekor ular
besar dari padang rumput dan sampai pada
titik perlombaan, ular tersebut mendapat
urutan ke enam, dan kuda mendapat urutan ke tujuh. Kambing, monyet dan ayam
mencari potongan kayu besar untuk di gunakan menyeberangi sungai karena mereka
bertiga merupakan golongan binatang yang tidak bisa berenang, akan tetapi pada
akhirnya ketiga binatang tersebut sampai pada titik perlombaan. Kambing
mendapat urutan ke delapan, monyet mendapat urutan ke sembilan dan ayam
mendapat urutan ke sepuluh.
Untuk urutan ke sebelas
di tempati oleh anjing, anjing sebenarnya tiba lebih awal akan tetapi anjing
mandi dan bermain air di sungai terlebih dahulu, anjing melakukan hal tersebut
karena anjing memiliki sifat suka bermain. Setelah itu anjing menuju titik
perlombaan dan mendapat urutan ke sebelas. Urutan terakhir atau dua belas di
tempati oleh babi, babi merupakan binatang yang sangat malas untuk beraktivitas
akan tetapi berniat untuk mengikuti perlombaan. Babi tiba dengan nafas
terengah-engah dan pada saat di titik perlombaan bertanya kepada seluruh peserta
apakah ada makanan, dengan spontan seluruh persert menertawakan babi.
Dari perlombaan tersebut
Kaisar langit mengumpulkan para pemenang
dan mengurutkan berdasarkan nomor urut para binatang, di tengah-tengah
pengumuman tersebut tibalah kucing dengan tubuh yang basah kuyup. Kucing
bertanya kepada Kaisar Langit dia mendapat urutan ke berapa ? Kaisar Langit
menjelaskan bahwa kucing datang terlambat dan perlombaan telah selesai.
Mendengar penjelasan tersebut kucing marah lalu menyalahkan perilaku tikus, dan
berniat utuk memakannya. Tikus pun pergi ke arah Kaisar Langit dan meminta
perlindungan. Sang Kaisar Langit lalu mencegah kemarahan kucing dan tikus tidak
terluka karena cakaran kucing.
Tikus mendapat urutan
ke satu dari ke dua belas shio, akan tetapi di khawatirkan setiap saat tikus akan
mendapatkan perlakuan balas dendam dari si kucing. Tikus pada siang hari selalu
bersembunyi di balik lubang karena takut berjumpa dengan kucing, sehingga
keluar pada malam hari. Ketakutan tikus merupakan
kesalahan tikus sendiri pada saat perlombaan memperebutkan lambang nama tahun. Cerita di atas
merupakan mitos yang akhirnya menjadi legenda dari 12 shio yang di percayai oleh masyarakat Tionghoa.
Video : Legenda Asal Usul 12 Shio